Jumat, 29 April 2016

KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT DAN KEPUASAN PASIEN




1.Rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan
Sebelum mengkaji lebih jauh tentang kualitas pelayanan perawat dalam kaitannya dengan pemenuhan kepuasan pasien, maka terlebih dahulu yang perlu diketahui adalah pengertian rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan.

Rumah sakit dinyatakan sebagai suatu bahagian menyeluruh (integral) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif. Selain itu rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial. Hospital yang sekarang dikenal di Indonesia sebagai rumah sakit berasal dari kata Yunani yaitu  “Hospitum”. Hospitum adalah suatu tempat untuk menerima orang-orang asing dan peziarah di zaman dulu (Yaslis Ilyas : 2001).
Saat ini rumah sakit merupakan suatu institusi dimana segenap lapisan masyarakat bisa datang guna memperoleh pelayanan kesehatan. Upaya pelayanan inilah yang menjadi fungsi utama rumah sakit pada umumnya. Selain itu, rumah sakit dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utamanya menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) (Depkes RI : 1989).
Dengan fungsi utamanya tersebut, perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan lebih berdaya guna dan berhasil guna (Yaslis Ilyas : 2001).
Tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain; (1) tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, (2) mutu pelayanan, (3) tingkat efisiensi pelayanan. (Depkes RI : 1999). Untuk mengetahui tingkat pelayanan ini, terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk menilai suatu rumah sakit, yaitu:
a.    BOR (Bed Occupancy Rate)
b.   ALOS (Aferage Length of Stay)
c.    BTO (Bed Turn Over)
d.   TOI (Turn Over Interval)
e.    NDR (Net Death Rate)
f.     GDR (Gross Death Rate)
Untuk memahami harapan pelanggan dalam sebuah proses pelayanan, dapat digunakan suatu alat yang disebut “jendela pelanggan” (customer window) yang diperkenalkan oleh ARBOR, inc yaitu suatu perusahaan bisnis pasar TQM yang berpusat di Philadelphia. Dalam jendela pelanggan ini, karakteristik pelanggan terbagi dalam 4 kuadran  Tenner ( 1993 ; 90 ), yaitu :
a.        Pelanggan menginginkan karakteristik jasa itu, tetapi dia tidak mendapatkannya. Dalam kondisi ini pelanggan merasa tidak puas dan perlu diperhatikan (Kotak A = Attention).
b.       Pelanggan menginginkan karakteristik jasa itu, dan dia mendapatkannya. Dalam hal ini pelanggan merasa puas dan pemberi jasa bebas (Kotak B = Bravo).
c.        Apa yang tidak diharapkan pelanggan dihentikan dan dianjurkan untuk mendidik pelanggan tentang manfaat jasa yang ditawarkan (Kotak C = Cut or Communication).
d.       Tidak ada masalah yang terjadi karena pelanggan tidak memperoleh apa yang tidak diinginkannya (Kotak D = Don’t Worry be Happy).
Perkembangan dewasa ini menunjukan bahwa pelayanan jasa rumah sakit telah berkembang menjadi industri yang berbasis pada prinsip-prinsip ekonomi sehingga apabila dihubungkan dengan bauran pemasaran jasa dikenal konsep 3P yaitu; partisipan atau people, physical epidence dan process.    Konsep ini menurut Payne   ( 2000 )adalah merupakan sebuah pendekatan baru yang ditambahkan pada pendekatan tradisional yaitu unsur produk, harga, promosi dan tempat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran jasa khsusunya pada jasa pelayanan kesehatan pada dasarnya terdiri dari 7P yaitu; product, price, promotion, place, people, process dan customer service.

          2. Kualitas Pelayanan
Selanjutnya Parasuraman, dkk mengemukakan pendapat bahwa kualitas pelayanan yang dipersepsi oleh pelanggan (perceived service quality) didefinisikan sebagai beberapa besar kesenjangan antara persepsi pelanggan atas kenyataan pelayanan yang diterima dibandingkan dengan harapan pelanggan atas pelayanan yang seharusnya diterima 
Kualitas pelayanan merupakan ukuran penilaian  menyeluruh atas tingkat suatu pelayanan yang baik    Parasuraman ( 1997 )
Jadi dengan demikian kualitas pelayanan dapat diketahui dari cara membandingkan antara persepsi (kenyataan) dengan ekspektasi (harapan) pelanggan atas sesuatu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan pemberi jasa seperti halnya dalam sebuah rumah sakit sebagai unit pelayanan jasa kesehatan.
Oleh karena kualitas pelayanan dapat pula diartikan sama dengan mutu pelayanan, batasan pengertian mutu pelayanan antara lain adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman dan pemenuhan kebutuhan para pengguna. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan, ( Supriyanto ; 1998 )
Dalam kaitan tersebut, Aniroen (1994) mengemukakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio-budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.  
Pada dasarnya kualitas pelayanan dapat diukur dengan berbagai macam metode dan teknik. Ada 4 metode untuk mengukur kualitas, yaitu sistem keluhan dan saran, ghost shoping, lost customer analisys dan survey kepuasan pelanggan,Kolter ( 1994 )
                    Faktor utama menjadi lima dimensi pokok untuk mencapai kepuasan yaitu: ( Zeithami : 1990 )                  
          1). Kehandalan ( Reliability )
                         Kemampuan memberikan pelayanan     yang       dijanjikan  
              dengan segera, akurat dan memuaskan, mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kerja ( performance ), dan kemampuan untuk dipercaya ( dependability ). Dimana perusahaan memberikan jasanya secara tepat ( memenuhi janjinya )
              Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.
          2). Daya tanggap ( responsiveness )
                         Suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.
          3). Jaminan ( assurance)
                         Mencakup pengetahuan, kesopan santunan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf sehingga para pelanggan bebas dari bahaya, resiko, dan keragu-raguan.Dalam dunia persaingan saat ini jaminan terhadap konsumen merupakan faktor penentu untuk merebut keunggulan dalam bersaing.
              Pelanggan menuntuk suatu bukti imbalan yang minimal seimbang dari pengorbanan yang diberikan.Setiap pelanggan memiliki harapan yang tertentu dari setiap pengorbanannya.
                           Kajian yang dilakukan oleh Whiteley ( 1991 ) menunjukkan bahwa sebagian besar (hampir 70 %) pelanggan meninggalkan perusahaan tertentu karena keluhan terhadap ketidakpastian yang disebabkan kualitas pelayanan yang berubah-ubah.
          4). Empati ( Empathy )
                         Memberikan perhatian yang tulus yang bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoprasien yang nyaman bagi pelanggan.
          5). Bukti fisik ( Tangible )
                         Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik, peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan serta penampilan pegawainya.

    Tinjauan Umum Tentang Keperawatan 
Menurut lokakarya keperawatan nasional tahun 1983, definisi keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari  pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia,  (Robert Priharjo:1995 )
Menurut Handerson 1980 pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membentu individu baik sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga individu tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari, ( Zaidin Ali : 2002       )
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu di jelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian  mutu rumah sakit.        
Dalam buku hospital managemen menyebutkan bahwa Nusrsing departemen mempunyai beberapa tugas seperti : ( James Willand )
          1). Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien baik    untuk
               kesembuhan ataupun pemulihan status fisik dan mentalnya.
          2). Memberikan pelayanan untuk    kenyamanan    dan     keamanan  
               pasien seperti penataan tempat tidur, mengatur posisi tidur.
          3). Melakukan tugas-tugas administrasi.
          4). Menyelenggarakan pendidikan keperawatan berkelanjutan.
          5). Melakukan berbagai penelitian/riset untuk senantiasa meningkat
               kan mutu pelayanan keperawatan.
          6). Berpartisipasi aktif dalam program pendidikan bagi calon  tenaga
               perawat. 
                         Kegiatan keperawatan di rumah sakit terdiri dari keperawatan klinik dan manajemen keperawatan,( John Griffth : 1987 ) . Kegiatan keperawatan klinik antara  lain terdiri dari :
          1). Pelayanan keperawatan personal    ( personal nursing care )  yang
              antara lain berupa pelayanan keperawatan umum atau spesifik untuk sistem tubuh tertentu, pemberian motivasi dan dukungan
              emosi pada pasien, pemberian obat dan lain-lain.
         2). Berkomunikasi dengan dokter dan petugas penunjang medik, mengingat perawat selalu berkomunikasi dengan pasien setiap waktu sehingga  tau tentang keadaan pasien.
         3). Berbagai hal tentang keadaan pasien ini perlu di komunikasikan dengan dokter atau petugas lain.
         4). Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga pasien akan membantu proses penyembuhan pasien itu sendiri.
         5). Menjaga lingkungan bangsal tempat perawatan pasien  baik fisik,mikrobiologi, keamanan.
         6). Melakukan penyuluhan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit.Program ini dapat dilakukan pada pasien dengan materi spesifik sesuai penyakit yang dideritanya.
                         Dalam keperawatan tujuan kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan yang dihasilkan sesuai dengan standar/keinginan pasien, ( Nursalam : 2002 )
                         Dalam pengertian ini dapat di pahami bahwa proses pemberian layanan keperawatan di suatu rumah sakit sangat ditentukan oleh terpenuhinya keinginan pasien sebagai pengguna jasa perumahsakitan. Dalam hal ini pemberuian layanan keperawatan didasarkan pada ukuran-ukuran tertentu yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit sehingga dapat memenuhi keinginan pasien ( pelanggan).

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


 
Manajemen ilmiah (Scientific Management). Manajemen ilmiah, lahir mendahului manajemen sumber daya manusia atau sering disebut manajemen personalia. Dengan demikian dapatlah kita ketahui bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen pada umumnya, yakni sejak adanya hubungan antara atasan dan bawahan atau hubungan superior subordinatest.

Sejak permulaan abad ke dua puluh, perhatian terhadap factor produksi tenaga kerja atau menusia sebagai sumber daya menjadi jauh lebih besar dari sebelumna. Bila pada masa sebelumnya manusia dipandang sebagai barang dagangan, maka pada permulaan abad kedua puluh ini, manusia sudah dianggap manusia yang punya perasaan, pikiran dan kebutuhan. Manusia tidak lagi dianggap sebagai barang, suatu benda mati yang dapat diperlakukan sekehendak hati majikan, melainkan benar – benar sebagai sumber daya yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang manusiawi dan mendapatakan perhatian mendalam dari pihak majikanagar prestasi mereka selaku sumber daya manusia dapat dilipat gandakan (Martoyo. 2003 hal 173).
Manajemen SDM adalah pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran dan tujuan – tujuan individu, organisasi masyarakat nasional dan internasional. MSDM adalah perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan atau penyadaan, pengembangan pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan organisasi individu dan masyarakat.
Manajemen pada dasarnya di butuhkan untuk type organisasi. Apabila di lihat dalam prakteknya maka manajemen di butuhkan dimana orang- orang bekerja sama (dalam organisasi) untuk mencapai tujuan bersama. Ada ahli yang menyebut manajemen yang telah di terima secara universal dan menjadikan manajemen adalah sebagai proses. Ada juga pakar yang mengatakan manajemen sebagai seni yang berarti bahwa hal itu adalah kemampuan atau kemampuan pribadi atau suatu prose cara sistematis untuk melakukan pekerjaan, sehingga dapat dismpulkan bahwa bekerja dengan orang – orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perncanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia atau kepegawaian, pengarahan dan kepemimpinan serta pengawasan.
Dengan “manajemen” dapat dipastikan adanya maksud untuk mencapai tujuan tertentu dari kelompok atau organisasi yang bersangkutan. Sedangkan untuk mencapainya diperlukan satu perencanaan yang baik, pelaksanaan yang konsisten dan pengendalian yang continue, dengan maksud agar tujuan yang di inginkan dapat tercapai dengan “efesien” dan “efektif”. Kalau tidak demikian halnya, berarti tidak telah terjadi “miss managemen” atau “ketidakserasian dalam management”.
Dengan demikian jelas bahwa pada pokoknya “Management” adalah “suatu kerja sama orang – orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah di sepakati bersama dengan sistematis, efisien dan efektif”.
Kebutuhan Management. Mengapa dibutuhkan kebutuhan managemen ? manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa menejemen, semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia – sia belaka. Menurut  ( Handoko ; 2003, hal 50 ) dalam bukunya manajemen yakni :
a.       untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
b.      untuk menjaga keseimbangan antara tujuan – tujuan, sasaran – sasaran dan kegiatan – kegiatan yang saling bertentangan daro pihak – pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan / konsumen perdagangan, masyarakat dan Pemerintah.
c.       untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Suatu organisasi dapat diukur dengan pihak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektifitas.
Sumber daya. Kesadaran manusia akan sumber daya bukan suatu hal yang baru. Sejak seorang bayi lahir di dunia, dia telah menuntut makan dan minum untuk hidup atau “survive”, demikian bangsa- bangsa di dunia yangbermula sebagai suku – suku. Manusia hidup selalu diresahkan pikirannya, bagaimana memperoleh pangan, sandang dan papan (pangon). Kemajuan nyata dalam peradapan manusia berpangkal pada usaha mengelola sumber daya, yakni sumber daya alam : tanah, lahan dan air yang tersedia. Manusia kini, yang telah mengalami dua perang dunia dan dihantui oleh keresahan kemungkinan perang dunia ketiga, dengan sendirinya menjadi yang amat sadar akan pentingnya sumber daya manusia.
Pada awalnya manusia cenderung mengidentifikasikan “sumber daya” dengan substansi tertentu, benda yang nyata dapat dipengang. Memang benar, suatu substansi dapat berfungsi sebagai sumber daya, dan pada dasarnya benda memang mempunyai peranan besar dalam pengertian sumber daya, misalnya : bahan bakar seperti minyak bumi, batu bara, biji besi dan sebagainya. Tetapi jauh lebih penting ialah akal budi manusia, kemerdekaan, keseimbangan sosial, perdamaian, yang berada di balik semua itu. Sehingga dengan demikian sumber daya menjelma dari interaksi yang dinamik antar faktor – faktor tersebut. Kecenderungan semula untuk selalu mementingkan sumber daya alam sebagai bahan mentah dengan sendirinya mendesak ke samping pandangan yang menyeluruh dan bulat mengenai sumber daya.
Sumber daya pernah di indentifikasikan sebagai lata mencapai tujuan atau kemampuan memperoleh keuntungan dari kesempatan – kesempatan tertentu atau meloloskan diri dari kesukaran. Sehingga dengan demikian perkataan “sumber daya” (Resources) mendahului personase perkataan itu merefleksikan apparasial manusia jadi, perkataan kepada suatu benda atau suatu substansi melainkan kepada suatu fungsi dimana satu benda atau suatu substansi dapat berperan dalam suatu proses atau operasi, yakni suatu fungsi operasional untuk mencapai tujuan tertentu, seperti memenuhi kepuasan. Dengan kata lain “sumber daya” merupakan suatu abstraksi yang mencerminkan apparasial manusia dan berhubungan dengan suatu fungsi atau operasi.
Sumber Daya Manusia dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sumber daya timbul dari interaksi antara manusia yang selalu mencari alat untuk mencapai tujuan dan sesuatu di luar manusia pada saat ini tersebut “alam”. Hubungan inilah yang perlu dimengerti untuk dapat di memahami dan menghayati pengertian sumber daya tersebut. Untuk itu perlu kiranya memandang manusia berada pada dua tingkatan, yakni tingkatan manusia primitif atau tingkatan binatang dan tingkatan manusia supra – binatang. Sebagian besar sumber daya manusia merupakan akal budinya disertai pengetahuan serta pengalaman yang dikumpulkan dengan sabar melalui jerih payah dan perjuangan berat.
Zimmerman;  (1983 hal 173)   mengatakan “ Resources are not, they become” artinya, sumber daya berkembang dan mengkerut secara dinamis menurut irama kegiatan dan kebutuhan manusia. Dalam hal ini yang menentukan adalah dunia industridan teknologi, dimana peranan sumber daya manusia amatlah penting dan tidak mungkin diabaikan. Karena justru sumber daya manusialah yang akan menentukan apakah tujuan dunia industri dan atau perkembengan teknologi dapat tercapai dengan baik dn tepat. Oleh kerena itulah manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi, mutlak diperlukan dalam proses pembangunan yang berkesinambungan.
Pengertian istilah – istilah “manajemen Sumber Daya Manusia” memang mungkin ada yang menyamakan dengan istilah – istilah sebagai berikut :
a.   Personel Adminstration.
b.   Personel Management.
c.   Industrial Relation.
d.   Man Power Management
e.   Labour Relation.
f.    Labour Management.
g.   Management Personalia dan sebagainya.
Dalam praktek memang tampak berbagai istilah tersebut di identikan walaupun seharusnya tidak demikian. Menurut Manulang (2001:54)  dalam bukunya “management personalia mengemukan istilah Man Power Managemet dan Personel Administration memang benar sama dengan istilah management personalia karena ketiga istilah tersebut dapat dipertukarkan untuk maksud yang sama. Istilah Man Power Management secara umum mulai dipergunakan sejak perang dunia ke II mengingat semakin banyaknya perhatian diarhkan pada Man Power atau sumber daya baik untuk kebutuhan perang maupun untuk kebutuhan industri”.
Sedangkan istilah Labour Relation yang kadang – kadang disebut juga dengan istilah Labour Management tidak sama dengan ketiga istilah diatas. Labour Relation menitik beratkan pada hubungan – hubungan antara management dan serikat pekerja. Bila dalam suatu badan usaha diangkat seorang Kepala Labour Ralation, maka tugasnya yang utama memberi nasehat dan layanan kepada pucuk pimpinan, kepala – kepala bagian atau kepala mand   or dalam hubungan merka dengan wakil – wakil atau serikat – serikat pekerja. Mengenai istilah Industrial Relation, lebih luas pengertiannya daripada istilah – istilah yang telah disebutkan terdahulu. Namun apabila dibandingkan dengan personal management, memang ada persamaan sasaran, yakni bahwa keduanya meliputi bidang pemberian fasilitas dari pada perkembangan pekerja dan rasa partisipasi mereka dalam organisasi. Perbedaannya terletak pada kenyataan bahwa personal management tidak memperhatikan masalah – masalah yang berhubungan dengan serikat pekerja, namun khusus memperhatikan antara manajer dengan pegawai – pegawai sebagai perseorangan. Sedangkan Industrial Relations mencakup kedua bidang yang disosori oleh baik personal management maupun oleh labour relations. Dengan kata lain : Industrial Relations adalah Personal Management Plus Labour Realtion.
Dari uraian – uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perngertian sumber daya manusia sebenarnya sudah dikenal sejak timbulnya interaksi antara manusia yang selalu mencari alat untuk mencapai tujuan dan sesuatu di luar diri manusia itu sendiri, yang pada saat ini di sebut alam. Disinilah sumber daya manusia pada dasarnya merupakan partner dari alam yang berda di luar diri mereka dan sekaligus merupakan bagian dari “kultur”, yakni hasil perubahan yang menyeluruh yang disebabkan oleh manusia itu sendiri.
Semua aspek alam yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan itulah yang disebut sumber daya alam. Sedangkan mereka yang memanfaatkan dan atau mengolah sumber daya alam itu, sehingga menimbulkan adanya “kultur” disebut sumber daya manusia.
Dari ungkapan tersebut di simpulkan bahwa manusia mengarungi hutan belantara dan padang rumput sejak zaman berabad – abad yang berlalu untuk mencari nafkahnya dari hari ke hari, seperti layaknya di dunia hewan. Kemudian setelah ribuan tahun, manusia baru muncul dari lingkungan manusia  - manusia tadi, yang berjalan tegak yang menggunakan tenaga dan fikirannya untuk membuat alat – alat, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan membangun peradapan baru. Sumber daya manusia saat itu menjadi sangat berbeda dari sumber daya manusia ratusan ribu tahun sebelumnya.
Sebagian besar dari sumber daya manusia merupakan hasil akal budinya di sertai pengetahuan dan pengalaman yang dikumpulkan dengan penuh kesadaran melalui jerih payah dan perjuangan berat. Dalam hubungan ini perngertian sumber daya bersifat sangat dinamis, bukan saja sebagai respons terhadap kemajuan pengetahun, perkembangan kesenian dan perkembangan sains, namun juga dalam respons terhadap kebutuhan manusia secara Individual serta sasaran – sasaran social dan pembangunan pada umumnya.
Asset pembangunan semakin tinggi manusia menaiki tingkat peradaban, kultur merupakan kekuatan dinamik yang amat penting dalam usaha menciptakan batas akhir dan landasan dasar bagi segala upaya manusia. Sebab tanpa alam fisik sekitarnya, manusia tidak dapat produktif. Hal ini berarti, bahwa untuk mengetahui kesempatan – kesempatan apa saja yang diperoleh dari suatu lingkungan alami tertentu pada suatu tempat tertentu, orang harus terlebih dahulu dapat mengkaji apa yang dapat dan mau dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Sumber daya manusia yang besar harus dapat diubah menjadi suatu asset yang bermanfaat bagi pembangunan. Untuk itu berbagai keahlian, ketrampilan dan kesempatan harus dibekalkan kepada sumber daya manusia sesuai kemampuan biologis dan rohaniah. Tindakan yang cermat dan bijaksana harus dapat diambil dalam membekali dan mempersiapkan sumber daya manusia. Sehingga benar – benar menjadi asset pembangunan bangsa yang produktif dan bermafaat. Bagaimana pun tak dapat dibanta, bahwa sumber daya manusia benar – benar merupakan kunci utama dan berperan sentral dalam pembangunan setiap bangsa dan Negara dimanapun.

MEKANISME TERJADINYA GAGAL JANTUNG DAN JENIS GAGAL JANTUNG





PENDAHULUAN

*      Gagal jantung adalah ketidak-mampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung (cardiac output = CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
*      Sampai saat ini insiden gagal jantung  masih tinggi
*      Amerika Serikat à ditemukan sekitar 4,6 juta penderita, dengan kira-kira 400.000 kasus baru setiap tahunnya.
*      Eropa à prevalensi gagal jantung kronik adalah 0,4 – 2,0%, dimana mortalitas mencapai 50% dalam lima tahun.



GAGAL JANTUNG                                    Cardiac output menurun:
    Disfungsi miokard primer
    Kelainan katup jantung


Terjadi mekanisme kompensasi :
          Filling pressure (tek. Atrium kiri dan kanan) meningkat ®
          Bila peningkatan tekanan ini menetap, terjadi transmissi
   retrograd ke vena pulmonalis dan vena sistemik ®
          Terjadi bendungan organ-organ terutama paru-paru


 




GAGAL JANTUNG KONGESTIF                       Gagal Jantung kronis
= Chronic Heart Failure
(Congestive Heart Failure = CHF)

Bila terjadi Gagal jantung akut (pada IMA) :
          Tekanan diastole akhir LV dan PV ­ cepat ®                Edema paru akut =
         tidak cukup waktu untuk berkompensasi ®                     Acute Pulmonary Edema
          paru-paru dipenuhi cairan …………

Jenis Gagal Jantung

I. Gagal jantung akut dan kronis.
Gagal Jantung Kronis :
       Etiologinya berkembang secara lambat
       Jantung mempunyai waktu untuk berkompensasi (hipertrofi ventrikel)
       Penderita sanggup mentoleransi penurunan cardiac  output
       Bila ada faktor presipitasi ( a.l. aritmia cordis) ® dekompensasi akut.

Gagal Jantung Akut :
      Etiologinya berkembang cepat / ada faktor presipitasi
      Perfusi organ-organ tidak adekwat
      Bendungan akut vena-vena ke ventrikel
      Dekompensasi kordis terjadi secara tiba-tiba
      Cardiac output (CO) menurun ® timbul gejala gagal jantung akut.

II. Gagal Jantung Kiri dan Kanan.
      Bila etiologinya mengganggu fungsi ventrikel kiri seperti hipertensi dan   penyakit jantung koroner ®  GAGAL JANTUNG KIRI  (Left ventricular failure = LVF).
      Bila etiologinya lebih mengganggu fungsi Ventrikel kanan seperti Infark
  ventrikel kanan ®GAGAL JANTUNG KANAN (Right ventricular failure=RVF).
   Kebanyakan RVF disebabkan oleh LVF.

ETIOLOGI
Penyebab gagal jantung kongestif dapat dibagi menjadi dua :
 1. Penyakit pada miokard sendiri, antara lain :
        Penyakit jantung koroner
        Kardiomiopati
        Miokarditis dan penyakit jantung reumatik
        Penyakit infiltratif
        Iatrogenik akibat obat-obat seperti adriamisin dan diisopiramid, atau akibat radiasi.
2. Gangguan mekanik pada miokard, jadi miokard sendiri sebenarnya tidak ada kelainan. Golongan ini dapat dibagi menjadi
        Kelebihan beban tekanan (pressure overload). : hipertensi, stenosis Aorta, koartasio aorta , hipertrofi kardiomiopati
        Kelebihan beban volume (Volume overload) : insufisiensi aorta atau mitral, left to right shunt, transfusi berlebihan.
        Hambatan pengisian.: constrictive pericarditis, tamponade
         
DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG

        Anamnesis
        Pemeriksaan fisis : gejala dan tanda klinis
        Pemeriksaan penunjang (laboratorium,  Radiologi/Foto toraks, EKG,  ekokardiography, kateterisasi jantung/angiography)
         
GEJALA DAN TANDA

GEJALA - GEJALA

Pada prinsipnya gejala-gejala CHF timbul akibat
menurunnya CO atau terjadinya bendungan
vena pulmonalis dan vena sistemik
    1. Fatigue, weakness.
    2. Dyspnoea
    3. Orthopnoea
    4. Paroxysmal Nocturnal Dyspnoea (PND)
    5. Cough
    6. Nocturia
    7. Anorexi
    8. Right upper quadrant (epigastric) discomfort

TANDA-TANDA
Tanda-tanda CHF kronis bervariasi tergantung pada
penyakit dasarnya, apakah hanya ada gagal ventrikel
kiri saja atau berkombinasi dengan gagal ventrikel kanan
  1. Tachycardia.
  2. Cheyne-Stokes respiration
  3. Cyanosis.
  4. Pulsus alternans.
  5. Ronchi
  6. Jugular venous pressure­.
  7. Precordial palpation
  8. Heart sounds.
  9. Murmurs.
  10. Hepatosplenomegaly.
  11. Ascites.
  12. Peripheral oedema.

Kriteria gagal jantung menurut Framingham Heart Study
-    Kriteria Mayor
      Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe
      Dyspnoe On Effort
      Peningkatan tekanan vena jugularis
      Ronkhi paru
      Kardiomegali
      Udema paru akut
      Gallop S3
      Pemanjangan waktu sirkulasi > 25 detik)
      Refluks hepatojugular
     Kriteria minor
      Udema pergelangan kaki
      Batuk malam
      Hepatomegali
      Efusi pleura
      Takikardi (> 120 x/menit)
      Penurunan kapasitas vital paru (1/3 dari maksimal)
     Kriteria mayor  atau minor
      Penurunan berat badan lebih dari 4,5 kg selama 5 hari perawatan

         Disebut gagal jantung kongestif bila memenuhi 2 kriteria mayor atau 1 mayor dengan 2 minor.



Kelas Fungsional menurut 
New-York Heart Association (NYHA)  :


      Klas 1 :           Aktifitas sehari-hari tidak terganggu.                                     Sesak timbul jika melakukan kegiatan                                   fisik yang berat.
      Klas 2 :           Aktifitas sehari-hari terganggu sedikit.
      Klas 3 :           Aktifitas sehari-hari sangat terganggu.                                   Merasa nyaman pada waktu istirahat.
      Klas 4 :           Walaupun istirahat terasa sesak