Manajemen ilmiah (Scientific Management).
Manajemen ilmiah, lahir mendahului manajemen sumber daya manusia atau sering
disebut manajemen personalia. Dengan demikian dapatlah kita ketahui bahwa
manajemen sumber daya manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
manajemen pada umumnya, yakni sejak adanya hubungan antara atasan dan bawahan
atau hubungan superior subordinatest.
Sejak permulaan abad ke dua puluh,
perhatian terhadap factor produksi tenaga kerja atau menusia sebagai sumber
daya menjadi jauh lebih besar dari sebelumna. Bila pada masa sebelumnya manusia
dipandang sebagai barang dagangan, maka pada permulaan abad kedua puluh ini,
manusia sudah dianggap manusia yang punya perasaan, pikiran dan kebutuhan.
Manusia tidak lagi dianggap sebagai barang, suatu benda mati yang dapat
diperlakukan sekehendak hati majikan, melainkan benar – benar sebagai sumber
daya yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang manusiawi dan mendapatakan
perhatian mendalam dari pihak majikanagar prestasi mereka selaku sumber daya
manusia dapat dilipat gandakan (Martoyo.
2003 hal 173).
Manajemen SDM adalah pengembangan dan
pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran
dan tujuan – tujuan individu, organisasi masyarakat nasional dan internasional.
MSDM adalah perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan atau
penyadaan, pengembangan pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan
organisasi individu dan masyarakat.
Manajemen pada dasarnya di butuhkan untuk
type organisasi. Apabila di lihat dalam prakteknya maka manajemen di butuhkan
dimana orang- orang bekerja sama (dalam organisasi) untuk mencapai tujuan
bersama. Ada ahli yang menyebut manajemen yang telah di terima secara universal
dan menjadikan manajemen adalah sebagai proses. Ada juga pakar yang mengatakan
manajemen sebagai seni yang berarti bahwa hal itu adalah kemampuan atau
kemampuan pribadi atau suatu prose cara sistematis untuk melakukan pekerjaan,
sehingga dapat dismpulkan bahwa bekerja dengan orang – orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi –
fungsi perncanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia atau kepegawaian,
pengarahan dan kepemimpinan serta pengawasan.
Dengan “manajemen” dapat dipastikan adanya
maksud untuk mencapai tujuan tertentu dari kelompok atau organisasi yang
bersangkutan. Sedangkan untuk mencapainya diperlukan satu perencanaan yang
baik, pelaksanaan yang konsisten dan pengendalian yang continue, dengan maksud
agar tujuan yang di inginkan dapat tercapai dengan “efesien” dan “efektif”.
Kalau tidak demikian halnya, berarti tidak telah terjadi “miss managemen” atau
“ketidakserasian dalam management”.
Dengan demikian jelas bahwa pada pokoknya
“Management” adalah “suatu kerja sama orang – orang untuk mencapai suatu tujuan
yang telah di sepakati bersama dengan sistematis, efisien dan efektif”.
Kebutuhan
Management. Mengapa dibutuhkan kebutuhan managemen ?
manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa
menejemen, semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia –
sia belaka. Menurut (
Handoko ; 2003, hal 50 ) dalam bukunya manajemen yakni :
a.
untuk mencapai tujuan, manajemen
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
b.
untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan – tujuan, sasaran – sasaran dan kegiatan – kegiatan yang saling
bertentangan daro pihak – pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti
pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan / konsumen perdagangan,
masyarakat dan Pemerintah.
c.
untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas. Suatu organisasi dapat diukur dengan pihak cara yang berbeda.
Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektifitas.
Sumber daya. Kesadaran manusia akan sumber
daya bukan suatu hal yang baru. Sejak seorang bayi lahir di dunia, dia telah
menuntut makan dan minum untuk hidup atau “survive”, demikian bangsa- bangsa di
dunia yangbermula sebagai suku – suku. Manusia hidup selalu diresahkan
pikirannya, bagaimana memperoleh pangan, sandang dan papan (pangon). Kemajuan
nyata dalam peradapan manusia berpangkal pada usaha mengelola sumber daya,
yakni sumber daya alam : tanah, lahan dan air yang tersedia. Manusia kini, yang
telah mengalami dua perang dunia dan dihantui oleh keresahan kemungkinan perang
dunia ketiga, dengan sendirinya menjadi yang amat sadar akan pentingnya sumber
daya manusia.
Pada awalnya manusia cenderung
mengidentifikasikan “sumber daya” dengan substansi tertentu, benda yang nyata
dapat dipengang. Memang benar, suatu substansi dapat berfungsi sebagai sumber
daya, dan pada dasarnya benda memang mempunyai peranan besar dalam pengertian
sumber daya, misalnya : bahan bakar seperti minyak bumi, batu bara, biji besi
dan sebagainya. Tetapi jauh lebih penting ialah akal budi manusia, kemerdekaan,
keseimbangan sosial, perdamaian, yang berada di balik semua itu. Sehingga
dengan demikian sumber daya menjelma dari interaksi yang dinamik antar faktor –
faktor tersebut. Kecenderungan semula untuk selalu mementingkan sumber daya
alam sebagai bahan mentah dengan sendirinya mendesak ke samping pandangan yang
menyeluruh dan bulat mengenai sumber daya.
Sumber daya pernah di indentifikasikan
sebagai lata mencapai tujuan atau kemampuan memperoleh keuntungan dari
kesempatan – kesempatan tertentu atau meloloskan diri dari kesukaran. Sehingga
dengan demikian perkataan “sumber daya” (Resources) mendahului personase
perkataan itu merefleksikan apparasial manusia jadi, perkataan kepada suatu
benda atau suatu substansi melainkan kepada suatu fungsi dimana satu benda atau
suatu substansi dapat berperan dalam suatu proses atau operasi, yakni suatu
fungsi operasional untuk mencapai tujuan tertentu, seperti memenuhi kepuasan.
Dengan kata lain “sumber daya” merupakan suatu abstraksi yang mencerminkan
apparasial manusia dan berhubungan dengan suatu fungsi atau operasi.
Sumber Daya Manusia dari penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sumber daya timbul dari interaksi
antara manusia yang selalu mencari alat untuk mencapai tujuan dan sesuatu di
luar manusia pada saat ini tersebut “alam”. Hubungan inilah yang perlu
dimengerti untuk dapat di memahami dan menghayati pengertian sumber daya
tersebut. Untuk itu perlu kiranya memandang manusia berada pada dua tingkatan,
yakni tingkatan manusia primitif atau tingkatan binatang dan tingkatan manusia
supra – binatang. Sebagian besar sumber daya manusia merupakan akal budinya
disertai pengetahuan serta pengalaman yang dikumpulkan dengan sabar melalui
jerih payah dan perjuangan berat.
Zimmerman; (1983 hal 173) mengatakan “ Resources are not, they become”
artinya, sumber daya berkembang dan mengkerut secara dinamis menurut irama
kegiatan dan kebutuhan manusia. Dalam hal ini yang menentukan adalah dunia
industridan teknologi, dimana peranan sumber daya manusia amatlah penting dan
tidak mungkin diabaikan. Karena justru sumber daya manusialah yang akan
menentukan apakah tujuan dunia industri dan atau perkembengan teknologi dapat
tercapai dengan baik dn tepat. Oleh kerena itulah manajemen sumber daya manusia
dalam suatu organisasi, mutlak diperlukan dalam proses pembangunan yang
berkesinambungan.
Pengertian istilah – istilah “manajemen
Sumber Daya Manusia” memang mungkin ada yang menyamakan dengan istilah –
istilah sebagai berikut :
a. Personel
Adminstration.
b. Personel
Management.
c. Industrial
Relation.
d. Man Power
Management
e. Labour Relation.
f. Labour
Management.
g. Management
Personalia dan sebagainya.
Dalam praktek memang tampak berbagai
istilah tersebut di identikan walaupun seharusnya tidak demikian. Menurut Manulang (2001:54) dalam bukunya “management personalia
mengemukan istilah Man Power Managemet dan Personel Administration memang benar
sama dengan istilah management personalia karena ketiga istilah tersebut dapat
dipertukarkan untuk maksud yang sama. Istilah Man Power Management secara umum
mulai dipergunakan sejak perang dunia ke II mengingat semakin banyaknya
perhatian diarhkan pada Man Power atau sumber daya baik untuk kebutuhan perang
maupun untuk kebutuhan industri”.
Sedangkan istilah Labour Relation yang
kadang – kadang disebut juga dengan istilah Labour Management tidak sama dengan
ketiga istilah diatas. Labour Relation menitik beratkan pada hubungan –
hubungan antara management dan serikat pekerja. Bila dalam suatu badan usaha
diangkat seorang Kepala Labour Ralation, maka tugasnya yang utama memberi
nasehat dan layanan kepada pucuk pimpinan, kepala – kepala bagian atau kepala
mand or dalam hubungan merka dengan
wakil – wakil atau serikat – serikat pekerja. Mengenai istilah Industrial
Relation, lebih luas pengertiannya daripada istilah – istilah yang telah
disebutkan terdahulu. Namun apabila dibandingkan dengan personal management,
memang ada persamaan sasaran, yakni bahwa keduanya meliputi bidang pemberian
fasilitas dari pada perkembangan pekerja dan rasa partisipasi mereka dalam
organisasi. Perbedaannya terletak pada kenyataan bahwa personal management
tidak memperhatikan masalah – masalah yang berhubungan dengan serikat pekerja,
namun khusus memperhatikan antara manajer dengan pegawai – pegawai sebagai
perseorangan. Sedangkan Industrial Relations mencakup kedua bidang yang
disosori oleh baik personal management maupun oleh labour relations. Dengan
kata lain : Industrial Relations adalah Personal Management Plus Labour
Realtion.
Dari uraian – uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa perngertian sumber daya manusia sebenarnya sudah dikenal
sejak timbulnya interaksi antara manusia yang selalu mencari alat untuk
mencapai tujuan dan sesuatu di luar diri manusia itu sendiri, yang pada saat
ini di sebut alam. Disinilah sumber daya manusia pada dasarnya merupakan
partner dari alam yang berda di luar diri mereka dan sekaligus merupakan bagian
dari “kultur”, yakni hasil perubahan yang menyeluruh yang disebabkan oleh
manusia itu sendiri.
Semua aspek alam yang dimanfaatkan manusia
untuk memenuhi kebutuhan itulah yang disebut sumber daya alam. Sedangkan mereka
yang memanfaatkan dan atau mengolah sumber daya alam itu, sehingga menimbulkan
adanya “kultur” disebut sumber daya manusia.
Dari ungkapan tersebut di simpulkan bahwa
manusia mengarungi hutan belantara dan padang rumput sejak zaman berabad – abad
yang berlalu untuk mencari nafkahnya dari hari ke hari, seperti layaknya di
dunia hewan. Kemudian setelah ribuan tahun, manusia baru muncul dari lingkungan
manusia - manusia tadi, yang berjalan
tegak yang menggunakan tenaga dan fikirannya untuk membuat alat – alat,
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan membangun peradapan baru. Sumber daya
manusia saat itu menjadi sangat berbeda dari sumber daya manusia ratusan ribu
tahun sebelumnya.
Sebagian besar dari sumber daya manusia
merupakan hasil akal budinya di sertai pengetahuan dan pengalaman yang
dikumpulkan dengan penuh kesadaran melalui jerih payah dan perjuangan berat.
Dalam hubungan ini perngertian sumber daya bersifat sangat dinamis, bukan saja
sebagai respons terhadap kemajuan pengetahun, perkembangan kesenian dan
perkembangan sains, namun juga dalam respons terhadap kebutuhan manusia secara
Individual serta sasaran – sasaran social dan pembangunan pada umumnya.
Asset pembangunan semakin tinggi manusia
menaiki tingkat peradaban, kultur merupakan kekuatan dinamik yang amat penting
dalam usaha menciptakan batas akhir dan landasan dasar bagi segala upaya
manusia. Sebab tanpa alam fisik sekitarnya, manusia tidak dapat produktif. Hal
ini berarti, bahwa untuk mengetahui kesempatan – kesempatan apa saja yang
diperoleh dari suatu lingkungan alami tertentu pada suatu tempat tertentu,
orang harus terlebih dahulu dapat mengkaji apa yang dapat dan mau dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Sumber daya manusia yang besar harus dapat
diubah menjadi suatu asset yang bermanfaat bagi pembangunan. Untuk itu berbagai
keahlian, ketrampilan dan kesempatan harus dibekalkan kepada sumber daya
manusia sesuai kemampuan biologis dan rohaniah. Tindakan yang cermat dan
bijaksana harus dapat diambil dalam membekali dan mempersiapkan sumber daya
manusia. Sehingga benar – benar menjadi asset pembangunan bangsa yang produktif
dan bermafaat. Bagaimana pun tak dapat dibanta, bahwa sumber daya manusia benar
– benar merupakan kunci utama dan berperan sentral dalam pembangunan setiap
bangsa dan Negara dimanapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar