Jumat, 29 April 2016

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


 
Manajemen ilmiah (Scientific Management). Manajemen ilmiah, lahir mendahului manajemen sumber daya manusia atau sering disebut manajemen personalia. Dengan demikian dapatlah kita ketahui bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen pada umumnya, yakni sejak adanya hubungan antara atasan dan bawahan atau hubungan superior subordinatest.

Sejak permulaan abad ke dua puluh, perhatian terhadap factor produksi tenaga kerja atau menusia sebagai sumber daya menjadi jauh lebih besar dari sebelumna. Bila pada masa sebelumnya manusia dipandang sebagai barang dagangan, maka pada permulaan abad kedua puluh ini, manusia sudah dianggap manusia yang punya perasaan, pikiran dan kebutuhan. Manusia tidak lagi dianggap sebagai barang, suatu benda mati yang dapat diperlakukan sekehendak hati majikan, melainkan benar – benar sebagai sumber daya yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang manusiawi dan mendapatakan perhatian mendalam dari pihak majikanagar prestasi mereka selaku sumber daya manusia dapat dilipat gandakan (Martoyo. 2003 hal 173).
Manajemen SDM adalah pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran dan tujuan – tujuan individu, organisasi masyarakat nasional dan internasional. MSDM adalah perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan atau penyadaan, pengembangan pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan organisasi individu dan masyarakat.
Manajemen pada dasarnya di butuhkan untuk type organisasi. Apabila di lihat dalam prakteknya maka manajemen di butuhkan dimana orang- orang bekerja sama (dalam organisasi) untuk mencapai tujuan bersama. Ada ahli yang menyebut manajemen yang telah di terima secara universal dan menjadikan manajemen adalah sebagai proses. Ada juga pakar yang mengatakan manajemen sebagai seni yang berarti bahwa hal itu adalah kemampuan atau kemampuan pribadi atau suatu prose cara sistematis untuk melakukan pekerjaan, sehingga dapat dismpulkan bahwa bekerja dengan orang – orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi – fungsi perncanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia atau kepegawaian, pengarahan dan kepemimpinan serta pengawasan.
Dengan “manajemen” dapat dipastikan adanya maksud untuk mencapai tujuan tertentu dari kelompok atau organisasi yang bersangkutan. Sedangkan untuk mencapainya diperlukan satu perencanaan yang baik, pelaksanaan yang konsisten dan pengendalian yang continue, dengan maksud agar tujuan yang di inginkan dapat tercapai dengan “efesien” dan “efektif”. Kalau tidak demikian halnya, berarti tidak telah terjadi “miss managemen” atau “ketidakserasian dalam management”.
Dengan demikian jelas bahwa pada pokoknya “Management” adalah “suatu kerja sama orang – orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah di sepakati bersama dengan sistematis, efisien dan efektif”.
Kebutuhan Management. Mengapa dibutuhkan kebutuhan managemen ? manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa menejemen, semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia – sia belaka. Menurut  ( Handoko ; 2003, hal 50 ) dalam bukunya manajemen yakni :
a.       untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
b.      untuk menjaga keseimbangan antara tujuan – tujuan, sasaran – sasaran dan kegiatan – kegiatan yang saling bertentangan daro pihak – pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan / konsumen perdagangan, masyarakat dan Pemerintah.
c.       untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Suatu organisasi dapat diukur dengan pihak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektifitas.
Sumber daya. Kesadaran manusia akan sumber daya bukan suatu hal yang baru. Sejak seorang bayi lahir di dunia, dia telah menuntut makan dan minum untuk hidup atau “survive”, demikian bangsa- bangsa di dunia yangbermula sebagai suku – suku. Manusia hidup selalu diresahkan pikirannya, bagaimana memperoleh pangan, sandang dan papan (pangon). Kemajuan nyata dalam peradapan manusia berpangkal pada usaha mengelola sumber daya, yakni sumber daya alam : tanah, lahan dan air yang tersedia. Manusia kini, yang telah mengalami dua perang dunia dan dihantui oleh keresahan kemungkinan perang dunia ketiga, dengan sendirinya menjadi yang amat sadar akan pentingnya sumber daya manusia.
Pada awalnya manusia cenderung mengidentifikasikan “sumber daya” dengan substansi tertentu, benda yang nyata dapat dipengang. Memang benar, suatu substansi dapat berfungsi sebagai sumber daya, dan pada dasarnya benda memang mempunyai peranan besar dalam pengertian sumber daya, misalnya : bahan bakar seperti minyak bumi, batu bara, biji besi dan sebagainya. Tetapi jauh lebih penting ialah akal budi manusia, kemerdekaan, keseimbangan sosial, perdamaian, yang berada di balik semua itu. Sehingga dengan demikian sumber daya menjelma dari interaksi yang dinamik antar faktor – faktor tersebut. Kecenderungan semula untuk selalu mementingkan sumber daya alam sebagai bahan mentah dengan sendirinya mendesak ke samping pandangan yang menyeluruh dan bulat mengenai sumber daya.
Sumber daya pernah di indentifikasikan sebagai lata mencapai tujuan atau kemampuan memperoleh keuntungan dari kesempatan – kesempatan tertentu atau meloloskan diri dari kesukaran. Sehingga dengan demikian perkataan “sumber daya” (Resources) mendahului personase perkataan itu merefleksikan apparasial manusia jadi, perkataan kepada suatu benda atau suatu substansi melainkan kepada suatu fungsi dimana satu benda atau suatu substansi dapat berperan dalam suatu proses atau operasi, yakni suatu fungsi operasional untuk mencapai tujuan tertentu, seperti memenuhi kepuasan. Dengan kata lain “sumber daya” merupakan suatu abstraksi yang mencerminkan apparasial manusia dan berhubungan dengan suatu fungsi atau operasi.
Sumber Daya Manusia dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sumber daya timbul dari interaksi antara manusia yang selalu mencari alat untuk mencapai tujuan dan sesuatu di luar manusia pada saat ini tersebut “alam”. Hubungan inilah yang perlu dimengerti untuk dapat di memahami dan menghayati pengertian sumber daya tersebut. Untuk itu perlu kiranya memandang manusia berada pada dua tingkatan, yakni tingkatan manusia primitif atau tingkatan binatang dan tingkatan manusia supra – binatang. Sebagian besar sumber daya manusia merupakan akal budinya disertai pengetahuan serta pengalaman yang dikumpulkan dengan sabar melalui jerih payah dan perjuangan berat.
Zimmerman;  (1983 hal 173)   mengatakan “ Resources are not, they become” artinya, sumber daya berkembang dan mengkerut secara dinamis menurut irama kegiatan dan kebutuhan manusia. Dalam hal ini yang menentukan adalah dunia industridan teknologi, dimana peranan sumber daya manusia amatlah penting dan tidak mungkin diabaikan. Karena justru sumber daya manusialah yang akan menentukan apakah tujuan dunia industri dan atau perkembengan teknologi dapat tercapai dengan baik dn tepat. Oleh kerena itulah manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi, mutlak diperlukan dalam proses pembangunan yang berkesinambungan.
Pengertian istilah – istilah “manajemen Sumber Daya Manusia” memang mungkin ada yang menyamakan dengan istilah – istilah sebagai berikut :
a.   Personel Adminstration.
b.   Personel Management.
c.   Industrial Relation.
d.   Man Power Management
e.   Labour Relation.
f.    Labour Management.
g.   Management Personalia dan sebagainya.
Dalam praktek memang tampak berbagai istilah tersebut di identikan walaupun seharusnya tidak demikian. Menurut Manulang (2001:54)  dalam bukunya “management personalia mengemukan istilah Man Power Managemet dan Personel Administration memang benar sama dengan istilah management personalia karena ketiga istilah tersebut dapat dipertukarkan untuk maksud yang sama. Istilah Man Power Management secara umum mulai dipergunakan sejak perang dunia ke II mengingat semakin banyaknya perhatian diarhkan pada Man Power atau sumber daya baik untuk kebutuhan perang maupun untuk kebutuhan industri”.
Sedangkan istilah Labour Relation yang kadang – kadang disebut juga dengan istilah Labour Management tidak sama dengan ketiga istilah diatas. Labour Relation menitik beratkan pada hubungan – hubungan antara management dan serikat pekerja. Bila dalam suatu badan usaha diangkat seorang Kepala Labour Ralation, maka tugasnya yang utama memberi nasehat dan layanan kepada pucuk pimpinan, kepala – kepala bagian atau kepala mand   or dalam hubungan merka dengan wakil – wakil atau serikat – serikat pekerja. Mengenai istilah Industrial Relation, lebih luas pengertiannya daripada istilah – istilah yang telah disebutkan terdahulu. Namun apabila dibandingkan dengan personal management, memang ada persamaan sasaran, yakni bahwa keduanya meliputi bidang pemberian fasilitas dari pada perkembangan pekerja dan rasa partisipasi mereka dalam organisasi. Perbedaannya terletak pada kenyataan bahwa personal management tidak memperhatikan masalah – masalah yang berhubungan dengan serikat pekerja, namun khusus memperhatikan antara manajer dengan pegawai – pegawai sebagai perseorangan. Sedangkan Industrial Relations mencakup kedua bidang yang disosori oleh baik personal management maupun oleh labour relations. Dengan kata lain : Industrial Relations adalah Personal Management Plus Labour Realtion.
Dari uraian – uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perngertian sumber daya manusia sebenarnya sudah dikenal sejak timbulnya interaksi antara manusia yang selalu mencari alat untuk mencapai tujuan dan sesuatu di luar diri manusia itu sendiri, yang pada saat ini di sebut alam. Disinilah sumber daya manusia pada dasarnya merupakan partner dari alam yang berda di luar diri mereka dan sekaligus merupakan bagian dari “kultur”, yakni hasil perubahan yang menyeluruh yang disebabkan oleh manusia itu sendiri.
Semua aspek alam yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan itulah yang disebut sumber daya alam. Sedangkan mereka yang memanfaatkan dan atau mengolah sumber daya alam itu, sehingga menimbulkan adanya “kultur” disebut sumber daya manusia.
Dari ungkapan tersebut di simpulkan bahwa manusia mengarungi hutan belantara dan padang rumput sejak zaman berabad – abad yang berlalu untuk mencari nafkahnya dari hari ke hari, seperti layaknya di dunia hewan. Kemudian setelah ribuan tahun, manusia baru muncul dari lingkungan manusia  - manusia tadi, yang berjalan tegak yang menggunakan tenaga dan fikirannya untuk membuat alat – alat, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan membangun peradapan baru. Sumber daya manusia saat itu menjadi sangat berbeda dari sumber daya manusia ratusan ribu tahun sebelumnya.
Sebagian besar dari sumber daya manusia merupakan hasil akal budinya di sertai pengetahuan dan pengalaman yang dikumpulkan dengan penuh kesadaran melalui jerih payah dan perjuangan berat. Dalam hubungan ini perngertian sumber daya bersifat sangat dinamis, bukan saja sebagai respons terhadap kemajuan pengetahun, perkembangan kesenian dan perkembangan sains, namun juga dalam respons terhadap kebutuhan manusia secara Individual serta sasaran – sasaran social dan pembangunan pada umumnya.
Asset pembangunan semakin tinggi manusia menaiki tingkat peradaban, kultur merupakan kekuatan dinamik yang amat penting dalam usaha menciptakan batas akhir dan landasan dasar bagi segala upaya manusia. Sebab tanpa alam fisik sekitarnya, manusia tidak dapat produktif. Hal ini berarti, bahwa untuk mengetahui kesempatan – kesempatan apa saja yang diperoleh dari suatu lingkungan alami tertentu pada suatu tempat tertentu, orang harus terlebih dahulu dapat mengkaji apa yang dapat dan mau dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Sumber daya manusia yang besar harus dapat diubah menjadi suatu asset yang bermanfaat bagi pembangunan. Untuk itu berbagai keahlian, ketrampilan dan kesempatan harus dibekalkan kepada sumber daya manusia sesuai kemampuan biologis dan rohaniah. Tindakan yang cermat dan bijaksana harus dapat diambil dalam membekali dan mempersiapkan sumber daya manusia. Sehingga benar – benar menjadi asset pembangunan bangsa yang produktif dan bermafaat. Bagaimana pun tak dapat dibanta, bahwa sumber daya manusia benar – benar merupakan kunci utama dan berperan sentral dalam pembangunan setiap bangsa dan Negara dimanapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar