Jumat, 29 April 2016

KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT DAN KEPUASAN PASIEN




1.Rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan
Sebelum mengkaji lebih jauh tentang kualitas pelayanan perawat dalam kaitannya dengan pemenuhan kepuasan pasien, maka terlebih dahulu yang perlu diketahui adalah pengertian rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan.

Rumah sakit dinyatakan sebagai suatu bahagian menyeluruh (integral) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif. Selain itu rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial. Hospital yang sekarang dikenal di Indonesia sebagai rumah sakit berasal dari kata Yunani yaitu  “Hospitum”. Hospitum adalah suatu tempat untuk menerima orang-orang asing dan peziarah di zaman dulu (Yaslis Ilyas : 2001).
Saat ini rumah sakit merupakan suatu institusi dimana segenap lapisan masyarakat bisa datang guna memperoleh pelayanan kesehatan. Upaya pelayanan inilah yang menjadi fungsi utama rumah sakit pada umumnya. Selain itu, rumah sakit dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utamanya menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) (Depkes RI : 1989).
Dengan fungsi utamanya tersebut, perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan lebih berdaya guna dan berhasil guna (Yaslis Ilyas : 2001).
Tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain; (1) tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, (2) mutu pelayanan, (3) tingkat efisiensi pelayanan. (Depkes RI : 1999). Untuk mengetahui tingkat pelayanan ini, terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk menilai suatu rumah sakit, yaitu:
a.    BOR (Bed Occupancy Rate)
b.   ALOS (Aferage Length of Stay)
c.    BTO (Bed Turn Over)
d.   TOI (Turn Over Interval)
e.    NDR (Net Death Rate)
f.     GDR (Gross Death Rate)
Untuk memahami harapan pelanggan dalam sebuah proses pelayanan, dapat digunakan suatu alat yang disebut “jendela pelanggan” (customer window) yang diperkenalkan oleh ARBOR, inc yaitu suatu perusahaan bisnis pasar TQM yang berpusat di Philadelphia. Dalam jendela pelanggan ini, karakteristik pelanggan terbagi dalam 4 kuadran  Tenner ( 1993 ; 90 ), yaitu :
a.        Pelanggan menginginkan karakteristik jasa itu, tetapi dia tidak mendapatkannya. Dalam kondisi ini pelanggan merasa tidak puas dan perlu diperhatikan (Kotak A = Attention).
b.       Pelanggan menginginkan karakteristik jasa itu, dan dia mendapatkannya. Dalam hal ini pelanggan merasa puas dan pemberi jasa bebas (Kotak B = Bravo).
c.        Apa yang tidak diharapkan pelanggan dihentikan dan dianjurkan untuk mendidik pelanggan tentang manfaat jasa yang ditawarkan (Kotak C = Cut or Communication).
d.       Tidak ada masalah yang terjadi karena pelanggan tidak memperoleh apa yang tidak diinginkannya (Kotak D = Don’t Worry be Happy).
Perkembangan dewasa ini menunjukan bahwa pelayanan jasa rumah sakit telah berkembang menjadi industri yang berbasis pada prinsip-prinsip ekonomi sehingga apabila dihubungkan dengan bauran pemasaran jasa dikenal konsep 3P yaitu; partisipan atau people, physical epidence dan process.    Konsep ini menurut Payne   ( 2000 )adalah merupakan sebuah pendekatan baru yang ditambahkan pada pendekatan tradisional yaitu unsur produk, harga, promosi dan tempat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran jasa khsusunya pada jasa pelayanan kesehatan pada dasarnya terdiri dari 7P yaitu; product, price, promotion, place, people, process dan customer service.

          2. Kualitas Pelayanan
Selanjutnya Parasuraman, dkk mengemukakan pendapat bahwa kualitas pelayanan yang dipersepsi oleh pelanggan (perceived service quality) didefinisikan sebagai beberapa besar kesenjangan antara persepsi pelanggan atas kenyataan pelayanan yang diterima dibandingkan dengan harapan pelanggan atas pelayanan yang seharusnya diterima 
Kualitas pelayanan merupakan ukuran penilaian  menyeluruh atas tingkat suatu pelayanan yang baik    Parasuraman ( 1997 )
Jadi dengan demikian kualitas pelayanan dapat diketahui dari cara membandingkan antara persepsi (kenyataan) dengan ekspektasi (harapan) pelanggan atas sesuatu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan pemberi jasa seperti halnya dalam sebuah rumah sakit sebagai unit pelayanan jasa kesehatan.
Oleh karena kualitas pelayanan dapat pula diartikan sama dengan mutu pelayanan, batasan pengertian mutu pelayanan antara lain adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman dan pemenuhan kebutuhan para pengguna. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan, ( Supriyanto ; 1998 )
Dalam kaitan tersebut, Aniroen (1994) mengemukakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio-budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.  
Pada dasarnya kualitas pelayanan dapat diukur dengan berbagai macam metode dan teknik. Ada 4 metode untuk mengukur kualitas, yaitu sistem keluhan dan saran, ghost shoping, lost customer analisys dan survey kepuasan pelanggan,Kolter ( 1994 )
                    Faktor utama menjadi lima dimensi pokok untuk mencapai kepuasan yaitu: ( Zeithami : 1990 )                  
          1). Kehandalan ( Reliability )
                         Kemampuan memberikan pelayanan     yang       dijanjikan  
              dengan segera, akurat dan memuaskan, mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kerja ( performance ), dan kemampuan untuk dipercaya ( dependability ). Dimana perusahaan memberikan jasanya secara tepat ( memenuhi janjinya )
              Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.
          2). Daya tanggap ( responsiveness )
                         Suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.
          3). Jaminan ( assurance)
                         Mencakup pengetahuan, kesopan santunan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf sehingga para pelanggan bebas dari bahaya, resiko, dan keragu-raguan.Dalam dunia persaingan saat ini jaminan terhadap konsumen merupakan faktor penentu untuk merebut keunggulan dalam bersaing.
              Pelanggan menuntuk suatu bukti imbalan yang minimal seimbang dari pengorbanan yang diberikan.Setiap pelanggan memiliki harapan yang tertentu dari setiap pengorbanannya.
                           Kajian yang dilakukan oleh Whiteley ( 1991 ) menunjukkan bahwa sebagian besar (hampir 70 %) pelanggan meninggalkan perusahaan tertentu karena keluhan terhadap ketidakpastian yang disebabkan kualitas pelayanan yang berubah-ubah.
          4). Empati ( Empathy )
                         Memberikan perhatian yang tulus yang bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoprasien yang nyaman bagi pelanggan.
          5). Bukti fisik ( Tangible )
                         Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik, peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan serta penampilan pegawainya.

    Tinjauan Umum Tentang Keperawatan 
Menurut lokakarya keperawatan nasional tahun 1983, definisi keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari  pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia,  (Robert Priharjo:1995 )
Menurut Handerson 1980 pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membentu individu baik sakit maupun sehat, dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga individu tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari, ( Zaidin Ali : 2002       )
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu di jelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian  mutu rumah sakit.        
Dalam buku hospital managemen menyebutkan bahwa Nusrsing departemen mempunyai beberapa tugas seperti : ( James Willand )
          1). Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien baik    untuk
               kesembuhan ataupun pemulihan status fisik dan mentalnya.
          2). Memberikan pelayanan untuk    kenyamanan    dan     keamanan  
               pasien seperti penataan tempat tidur, mengatur posisi tidur.
          3). Melakukan tugas-tugas administrasi.
          4). Menyelenggarakan pendidikan keperawatan berkelanjutan.
          5). Melakukan berbagai penelitian/riset untuk senantiasa meningkat
               kan mutu pelayanan keperawatan.
          6). Berpartisipasi aktif dalam program pendidikan bagi calon  tenaga
               perawat. 
                         Kegiatan keperawatan di rumah sakit terdiri dari keperawatan klinik dan manajemen keperawatan,( John Griffth : 1987 ) . Kegiatan keperawatan klinik antara  lain terdiri dari :
          1). Pelayanan keperawatan personal    ( personal nursing care )  yang
              antara lain berupa pelayanan keperawatan umum atau spesifik untuk sistem tubuh tertentu, pemberian motivasi dan dukungan
              emosi pada pasien, pemberian obat dan lain-lain.
         2). Berkomunikasi dengan dokter dan petugas penunjang medik, mengingat perawat selalu berkomunikasi dengan pasien setiap waktu sehingga  tau tentang keadaan pasien.
         3). Berbagai hal tentang keadaan pasien ini perlu di komunikasikan dengan dokter atau petugas lain.
         4). Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga pasien akan membantu proses penyembuhan pasien itu sendiri.
         5). Menjaga lingkungan bangsal tempat perawatan pasien  baik fisik,mikrobiologi, keamanan.
         6). Melakukan penyuluhan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit.Program ini dapat dilakukan pada pasien dengan materi spesifik sesuai penyakit yang dideritanya.
                         Dalam keperawatan tujuan kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan yang dihasilkan sesuai dengan standar/keinginan pasien, ( Nursalam : 2002 )
                         Dalam pengertian ini dapat di pahami bahwa proses pemberian layanan keperawatan di suatu rumah sakit sangat ditentukan oleh terpenuhinya keinginan pasien sebagai pengguna jasa perumahsakitan. Dalam hal ini pemberuian layanan keperawatan didasarkan pada ukuran-ukuran tertentu yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit sehingga dapat memenuhi keinginan pasien ( pelanggan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar